MOHON MAAF LAHIR DAN BATIN ATAS KESALAHAN-KESALAHAN YANG PERNAH SAYA LAKUKAN BAIK YANG DISENGAJA MAUPUN TIDAK SENGAJA ..... SEMOGA ALLAH MASIH MEPERTEMUKAN KITA PADA RAMADHAN 1436H AMIN .. AMIN..MOHON MAAF LAHIR DAN BATIN ATAS KESALAHAN-KESALAHAN YANG PERNAH SAYA LAKUKAN BAIK YANG DISENGAJA MAUPUN TIDAK SENGAJA ..... SEMOGA ALLAH MASIH MEPERTEMUKAN KITA PADA RAMADHAN 1436H AMIN .. AMIN.MOHON MAAF LAHIR DAN BATIN ATAS KESALAHAN-KESALAHAN YANG PERNAH SAYA LAKUKAN BAIK YANG DISENGAJA MAUPUN TIDAK SENGAJA ..... SEMOGA ALLAH MASIH MEPERTEMUKAN KITA PADA RAMADHAN 1436H AMIN .. AMIN.

Senin, 29 November 2010

PENDIDIKAN DEMOKRASI BAGI GURU

:

ulisan sdr Muhibuddin di opini Jawa Pos (25/11) mengusik guru untuk berintrospeksi. Layakkah guru berdemo? Sudah mampetkah saluran demokrasi bagi guru? Jika selama ini guru merasa terkekang hak asasi berpendapat, ini hal yang ironis di era reformasi. Mungkin juga guru tidak mempunyai keberanian bersikap secara individu. Namun, jika demo menjadi senjata pamungkas untuk melampiaskan hasrat berdemokrasi, perlu pertimbangan masak-masak.

Sebagai insan cendekia, guru seyogyanya mampu menahan diri untuk tidak bertindak arogan, tidak sopan santun apalagi anarkis. Guru adalah teladan bagi siswanya. Apa yang dilakukan guru akan dianut dan ditiru siswa. Masih ada jalan elegan untuk menyampaikan pendapat. Baik melalui forum ilmiah, media atau organisasi guru (PGRI). Keberanian guru menyampaikan kebenaran dalam bentuk tulisan di mass media akan lebih baik untuk membangun opini publik dan bernilai akademik.

Perlu juga guru disegarkan kembali pemahaman demokrasi dengan pendidikan demokrasi. Agar penyaluran aspirasi guru lebih tepat sasaran, bernilai ilmiah, bermartabat serta mendapat simpati dan empati. Demokrasi jangan diidentikkan dengan demo. Agar guru tetap digugu dan ditiru. Selengkapnya...

:


Ini bukan pertanyaan kuis seperti yang dilontarkan Jaja Mihardja sambil memejamkan sebelah mata sewaktu memandu acara kuis dangdut di TPI. Kalau ini menjadi bahan lelucon Jaja, orang mungkin akan bertanya. Jaja Miharja itu tidak tahu beneran, ungkapan ketidakpercayaan, atau melecehkan? Orang awam pun bisa jadi bertanya-tanya, seperti apa guru profesional itu? Bukankah selama ini guru sudah digaji rutin setiap bulan. Bukankah itu sudah mewakili bentuk penghargaan profesional?

Yaa, kalau orang mengatakan demikian tidaklah salah. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata profesional berarti suatu pekerjaan yang memerlukan kepandaian khusus untuk menjalankannya. Bisa juga diartikan suatu pekerjaan yang mengharuskan adanya pembayaran untuk melakukannya. Hal ini jelas menunjukkan tidak sebarang orang yang melakukan pekerjaan dikatakan profesional. Disamping harus mempunyai keahlian khusus, seorang profesional pantas menerima penghargaan yang layak dalam bentuk finansial.

Sudahkah hal ini cukup menggambarkan bahwa selama ini guru sudah dihargai sebagai tenaga profesional. Kata profesional harus dilihat dari konteks dan kontainnya. Kata profesional identik dengan penghargaan dengan jasa yang telah diberikan seseorang dengan hasil nyata yang secara umum bisa langsung dilihat, dirasakan dan dipertanggungjawabkan.

Orang dengan mudah mengambil contoh tenaga profesional itu seperti dokter, manager, arsitek, konsultan, pengacara, akuntan dan lain-lain yang hasil kerjanya memang benar-benar cepat dirasakan. Bagaimana dengan guru? Berjam-jam, berhari-hari sampai bertahun-tahun guru mendidik anak belum terlihat dengan cepat akan jadi apa anak itu nanti. Bahkan karena ada anak yang nakal, tidak naik, tidak lulus ujian mengakibatkan dengan cepatnya masyarakat memvonis guru gagal dalam menjalankan tugasnya. Vonis yang terlalu kejam.

Hakim saja perlu waktu panjang untuk memvonis seorang tersangka. Perlu pertimbangan, saksi, bukti dan faktor-faktor lain yang mungkin meringankan, memberatkan bahkan membebaskan seorang tersangka. Seorang profesional layak dihargai tinggi, tetapi juga siap menerima claim, dan menanggung ganti rugi jika jasa yang diberikan tidak sesuai yang dijanjikan.
Handicap masyarakat yang sudah memvonis bahwa guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa yang harus dengan tulus ikhlas mengabdikan dirinya kepada masyarakat telah menina bobokkan masyarakat untuk tidak memberikan nilai lebih kepada guru secara finansial. Guru harus bekerja siang malam agar anak-anak mereka menjadi pintar. Sekolah adalah pusat belajar tempat menitipkan dan sebagai bengkel untuk anak mereka yang mungkin karena kesibukan, ketidakmampuan atau ketidaktahuan akan pendidikan. Para orang tua sudah pasrah bongkokan kepada para guru untuk mendidik anak mereka tanpa peduli bagaimana guru mendidik bahkan bagaimana para guru hidup dan menghidupi keluarga.

Masyarakat baru tersadar manakala anak-anak mereka yang waktu sekolah dididik bahkan dengan hukuman, setelah belasan atau puluhan tahun menjadi orang sukses. Itupun karena anak-anak mereka yang sudah besar tersebut menyadari dan merasakan bahwa tanpa bimbingan guru baik itu ilmu yang didapat, pujian, hukuman, kegiatan-kegiatan ekstra kurikuler yang banyak menyita waktu telah membentuk mereka seorang pejuang yang tak kenal putus asa hingga mereka berhasil. Boleh dikata kesadaran yang terlambat. Ketika mereka ingin membalas jasa kepada gurunya, gurunya sudah banyak yang pensiun atau mungkin meninggal.

Apalagi dengan adanya BOS dan janji-janji calon pemimpin dalam pilkada, yang menjadikan issue pendidikan sebagai komoditi yang ampuh untuk pemilih dengan menjanjikan pendidikan murah bahkan gratis. Pendidikan semakin dianggap barang murahan, meski pada kenyataannya pendidikan itu mahal. Dengan anggapan mayoritas masyarakat seperti ini, sekolah (negeri ataupun swasta) harus memutar otak, bagaimana mengelola anggaran yang ada agar operasional sekolah dapat berjalan dan guru tetap bekerja. Kadang hal ini harus mengesampingkan pengorbanan dan penghargaan kepada guru.

Tuntutan-tuntutan masyarakat tentang pendidikan berkualitas berujung pada kinerja guru. Masyarakat menuntut guru-guru bekerja secara profesional. Kata profesional akhirnya diberi makna sempit. Guru bekerja dan mendapat upah yang layak. Jika itu terjadi, guru tidak akan ada bedanya dengan profesi lain, dan cenderung membentuk orang materialistis. Tetapi kalau profesional itu diberi makna secara makro, sangat berat tantangannya.

Guru profesional menuntut beberapa kompetensi kompleks. Guru harus mempunyai kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional itu sendiri. Tinggal bagaimana para guru menyikapi dan menjawab tantangan tersebut sekaligus instropeksi. Apakah guru-guru sudah mengajar sesuai kualifikasi akademik? Sudah cukupkah pengabdian guru yang demi anak didiknya harus ”tidur” di sekolah menyelesaikan tugas-tugas sekolah? Bagaimana kehidupan sosialnya?Apakah kualifikasi akademik yang dimiliki sudah diterapkan dalam pengajaran? Apakah guru merasa dirinya profesional? Pertanyaan-pertanyaan yang bisa dijawab sendiri oleh guru. Jawaban yang bisa dipertanggung jawabkan kepada dirinya sendiri, masyarakat dan kepada Tuhan.

Sementara sertifikasi yang kini bergulir tidak sesuai ide awal pencanangan program ini. Begitu Profesor Djaali menyampaikan di seminar guru pendamping OSN yang berlangsung di Medan tanggal 3 - 4 Agustus 2010. Pemberian Tunjangan Profesi Pendidik masih seperti pemberian ransum bergilir. Bukan guru profesional dalam arti sesungguhnya. Kalau ada ungkapan, yang tua harus mengalah, kini ungkapan itu berbalik. Yang tua harus diutamakan.

Yang muda berprestasi dan menjadi guru profesional dalam arti sesungguhnya harus mengalah. Salah satu alasan, usianya masih muda dan kelak akan menerima TPP lebih lama. Padahal umur hanya Tuhan yang Tahu. Dengan keadaan demikian ada ungkapan yang tidak enak didengar, Sing waras ngalah. Nah, apa ini tidak malah menyakitkan? Selengkapnya...

TERIMA KASIH GURU

:


TERIMA KASIH GURU

Tetesan ilmu itu lenyapkan nila
Kebodohan
Amarah itu ciptakan nyali
Pejuang sejati
Petuah itu lahirkan jiwa
Suci
Kasih sayang itu ciptakan rasa
Cinta
Doa itu membuka jalan
Raih cita

Tak sempat ku persembahkan
Kado terindah buat kenangan
Sebaris kata terukir
Terima Kasih Guruku Selengkapnya...

Rabu, 13 Oktober 2010

BAHAYA MIE INSTAN

:


Siapa yang tidak suka mie. Berbagai produk mie hadir menggoda penikmat. Mulai mie olahan sendiri hingga instan. Makanan asal negeri seberang ini menjadi menu vaforit. Lihat saja di sekitar. Mulai kaki lima hingga hotel bintang 5 menyajikan mie sebagai salah satu menu andalan.

Namun sayang, akhir-akhir ini sering diberitakan banyak produk mie yang dijual dipasaran mengandung zat berbahaya. Diberi bahan pengawet. Bagi pengusaha mie, alasan pemberian pengawet untuk mencegah mie busuk. Karena produk utamanya mie basah. Jika mie basah ini tidak laku dalam satu hari saja, pasti busuk.

Nah, ternyata mie keringpun ditengarai juga ada yang diberi pengawet. Tidak tanggung-tanggung. Sebuah mie terkenal, Indomei diduga juga mencampurkan bahan pengawet yang tidak memenuhi standar internasional. Sehingga pemerintah Taiwan melarang/menarik Indomei dari peredaran di taiwan. Karena melanggar ketentuan penggunaan zat tambahan/pengawet.

Berita ini tentu saja mengejutkan. Karena mie yang dimaksud, di Indonesia menjadi salah satu produk terbesar yang dikonsumsi masyarakat Indonesia. Jika memang benar ada bahan pengawet dalam mie kemasan ini dan sudah memenuhi standar nasional maupun internasional, mie itu tetap saja memuat zat berbahaya. Meski sedikit jika dikonsumsi terus menerus, dalam tubuh akan semakin mengumpul. Mungkin juga mie instan produk lain juga mengandung zat pengawet.

Makanya kita tidak menjumpai ada tulisan "tidak mengandung bahan pengawet" dalam kemasan mie instan yang beredar di Indonesia. Seperti halnya beberapa produk makanan dan minuman lain yang memberanikan diri menuliskan kalimat seperti di atas. Jika tuduhan pemerintah Taiwan ini benar, sudah sepatutnya ini sebagai peringatan dan pelajaran bagi kita. Bahwa penerapan standar tinggi terhadap produk makanan mutlak dilakukan. demi kesehatan manusia itu sendiri. Selengkapnya...

ARTI LAMBANG OSIS

:


Arti OSIS


OSIS (kepanjangannya adalah Organisasi Siswa Intra Sekolah) adalah suatu organisasi yang berada di tingkat sekolah di Indonesia yang dimulai dari Sekolah Menengah yaitu Sekolah Menengah Pertama((SMP)) dan Sekolah Menengah Atas((SMA)). OSIS diurus dan dikelola oleh murid-murid yang terpilih untuk menjadi pengurus OSIS. Biasanya organisasi ini memiliki seorang pembimbing seorang guru yang dipilih oleh pihak sekolah.
Anggota OSIS adalah seluruh siswa yang berada pada satu sekolah tempat OSIS itu berada. Seluruh anggota OSIS berhak untuk memilih calonnya untuk kemudian menjadi pengurus OSIS.
1. Lambang OSISGambar lambang OSIS :

Arti bentuk dan warna lambang OSIS :

A. Bunga bintang sudut lima dan lima kelopak daun bunga.
Generasi muda adalah bunga harapan bangsa dengan bentuk bintang sudut lima menunjukkan kemurnian jiwa siswa yang berintikan Pancasila. Para siswa berdaya upaya melalui lima jalan dengan kesungguhan hati, agar menjadi warga negara yang baik dan berguna. Kelima jalan tersebut dilukiskan dalam bentuk lima kelopak daun bunga, yaitu : abdi, adab, ajar, aktif dan amal.

B. Buku terbuka.
Belajar keras menuntut ilmu pengetahuan dan teknologi, merupakan sumbangsih siswa terhadap pembangnaun bangsa dan negara.

C. Kunci pas.
Kemauan bekerja keras akan menumbuhkan rasa percaya pada kemampuan diri dan bebas dari ketergantungan pada belas kasihan orang lain, menyebabkan siswa berani mandiri. Kunci pas adalah alat kerja yang dapat membuka semua permasalahan dan kunci pemecahan dari segala kesulitan.

D. Tangan terbuka.
Kesediaan menolong orang lain yang lemah sesama siswa dan masyarakat yang memerlukan bantuan dan pertolongan, yang menunjukkan adanya sikap mental siswa yang baik dan bertanggung jawab.

E. Biduk.
Biduk / perahu, yang melaju di lautan hidup menuju masa depan yang lebih baik, yaitu tujuan nasional yang dicita – citakan.

F. Pelangi Merah Putih.
Tujuan nasional yang dicita – citakan adalah masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila, yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia yang sejahtera baik material maupun spiritual.

G. Tujuh belas butir padi, Delapan lipatan pita, Empat buahkapas, Lima daun kapas.
17-8-45 adalah peristiwa penegakan jembatan emas kemerdekaan Indonesia mengandung nilai – nilai perjuangan ’45 yang harus dihayati para siswa sebagai kader penerus perjuangan bangsa dan pembangunan nasional. Kemerdekaan yang telah ditebus dengan mahal perlu diisi dengan partisipasi penuh para siswa.

H. Warna Kuning.
Sebagai dasar lambang yaitu warna kehormatan / agung. Suatu kehormatan bila generasi muda diberi kepercayaan untuk berbuat baik dan bermanfaat melalui organisasi, untuk kepentingan dirinya dan sesama mereka, sebagai salah satu sumbangsih nyata kepada tanah air, bangsa dan negara.

I. Warna Coklat.
Warna tanah Indonesia, berpijak pada kepribadian dan budaya sendiri serta rasa nasional Indonesia.x. Warna Merah Putih.Warna kebangsaan Indonenesia, dengan hati yang suci, berani membela kebenaran. Selengkapnya...

Senin, 11 Oktober 2010

MUTASI BERBUAH FRUSTASI

:

Mutasi, satu kata di lingkungan kerja birokrasi yang membuat sebagian orang ketakutan. Mutasi diidentikkan dengan hukuman. Pelengseran jabatan sekaligus penurunan gengsi dan pendapatan. Sehingga mutasi kerap dijadikan senjata olah mereka yang mempunyai kekuasaan untuk melanggengkan atau membuat strategi baru untuk mencapai tujuan.

Meski sebenarnya mutasi hanyalah retorika kehidupan. Perputaran nasib, penyegaran atau apapun upaya untuk mempercepat dan mempermudah menjalankan suatu program. Sehingga wajar, jika para top manager melakukan mutasi. Terlepas dari like and disllike, mutasi perlu dilakukan agar ada semangat bersaing secara sehat. Jika tidak dilakukan mutasi, bisa jadi akan terjadi stagnanisasi dan pembekuan ide.

Hanya saja karena sifat orang berbeda, mutasi dianggap sebagai pelecehan pribadi yang menurunkan kehormatan. Kehormatan yang mana??? Akibatnya bisa ditebak. Mereka yang tidak siap dimutasi, begitu terkena mutasi langsung mencak-mencak. Masih untung kalo hanya sekedar dilampiaskan dengan kata-kata. Tetapi jika kontrol emosinya tidak bisa ditahan, orang yang terkena mutasi bisa frustasi, depresi malah bisa juga kena serangan tekanan darah tinggi, stroke dan mati. Tidak jarang mereka yang tidak terima mengungkit-ungkit masalah melampiaskan dendam. Yang payah lagi, menyebar fitnah seputar mutasinya dan berusaha menjatuhkan siapapun dengan segala cara. Balas dendamnya bisa membabi buta dan gelap mata. Tidak lagi memandang permasalahan dengan jernih, seperti sudah lupa dengan dirinya sendiri Bahwa dirinya manusia. Yang kerasukan setan, malah bisa membawa masuk bui.

Jika ini yang terjadi, mutasi akan memunculkan fenomena baru. Memecahkan masalah berbuah masalah. Mutasi berbuah Frustasi. Buah yang beracun. Akankan ini dibiarkan? Setiap keputusan pasti punya konsekuensi logis. Perlu kekuatan mental dan sikap ksatria untuk menerima perubahan dan kekalahan. Kalau mutasi dianggap sebagai hukuman dan ia sadar bahwa selama memegang amanah belum bisa menjalankannya anggap saja ini teguran dini dari Tuhan agar tidak terjerumus lebih dalam.

Dan jika mutasi ini membuat sesorang menjadi korban kebijakan, anggap saja seperti nabi Ismail yang rela berkorban karena ini perintah Tuhan. Niscaya Tuhan akan memberi pengganti yang lebih baik. Diperlukan kebesaran hati dan sikap legowo dari seseorang sebagai cermin kedewasaan seorang pemimpin. Mutasi bukan akhir segalanya. Ada hikmah dibalik mutasi. Kelak semua manusia juga akan dimutasi dari muka bumi. Selengkapnya...

:

Masyarakat terlanjur memvonis, bahwa keberhasilan anak ditentukan dengan kecerdasan yang disimbolkan dengan prestasi dan angka. Namun sayang, karena memburu nilai dan prestise, anak dicipta seperti robot. Diprogram agar memenuhi target orang tua dan sekolah. Merekapun kurang sosialisasi dan tidak berkembang kepemimpinannya.

Kegiatan sekolah terlalu banyak diarahkan ke hal-hal yang langsung berkaitan dengan kegiatan akademik. Sedikit sekali anak yang mau berkegiatan atau berorganisasi. Kalaupun ikut organisasi sekolah, seringkali hanya sebagai pelengkap membantu tugas guru. Dampaknya, ke depan anak kurang mempunyai jiwa pemimpin. Padahal banyak orang sukses yang ketika sekolah aktif berorganisasi, meski dengan kemampuan biasa.

Untuk itu ada baiknya, sekolah tidak terlalu mengejar target nilai dan kelulusan. Mewajibkan siswa ikut berorganisasi lebih bermakna dan menjadi investasi jangka panjang. Dengan mewajibkan berorganisasi, akan tercipta bentuk-bentuk kegiatan yang akan memancing kreativitas anak sebagai modal mereka kelak berjuang di dunia nyata. Sekolah benar-benar menjadi kawah candradimuka, bukan seperti restoran cepat saji. Selengkapnya...

HASIL OSN IX SMP DI MEDAN

:

PEMENANG OLIMPIADE SAINS NASIONAL (OSN) IX TAHUN 2010 –SMP – BIOLOGI
No Nama Sekolah Provinsi Nilai Medali Ket.
1 Titis Setiyobudi SMPN 1 Kauman Jawa Timur 604.87 EMAS
2 Anang Rizki Muharrom SMPN 2 Semarang Jawa Tengah 603.83 EMAS
3 Nurul Falahiyyah Bahri SMPN 1 Sumenep Jawa Timur 596.86 EMAS Best
Exsperimen
4 Ahmad Darmansyah SMP Smart Ekselensia Indonesia Jawa Barat 588.24 EMAS
5 M. Alvin Akbar SMP Cendana Pekanbaru Riau 576.68 EMAS
1 Edwin Satya Jaya Putra SMPK Petra 5 Surabaya Jawa Timur 576 PERAK
2 Rizky Nur Endah Sari SMPN 1 Kebumen Jawa Tengah 563 PERAK
3 Samuel Hobarto Sampe SMPK Sta Theresia NTT 552 PERAK
4 Leinard Mora SMP Mahanaim Jawa Barat 548 PERAK
5 Nila Novia Putri SMPN 1 Trenggalek Jawa Timur 548 PERAK
6 Ahmad Maulana Ifan Akbas SMP Plus Ar-Rahmat Jawa Timur 547 PERAK
7 Khairu Zein SMP YPVDP Bontang Kalimantan Timur 546 PERAK
8 Ita Rostina SMPN 1 Darmaraja Jawa Barat 542 PERAK
9 Dewi Sartika SMP Sutomo 2 Medan Sumatera Utara 541 PERAK
10 Kesy Sasta Handani SMPN 3 Jember Jawa Timur 541 PERAK
1 Diah Ayu Ratnaningsih SMPN 1 Ngoro Jawa Timur 538 PERUNGGU
2 Sion Hadad Halim SMPK Calvin DKI Jakarta 536 PERUNGGU
3 Joshua Reinhard SMPK 2 BPK Penabur DKI Jakarta 536 PERUNGGU
4 Faisal Labib Zulfiqar SMPN 1 Sukoharjo Jawa Tengah 536 PERUNGGU
5 Yansen Hadiputra SMP Sutomo 1 Medan Sumatera Utara 535 PERUNGGU Best
Theory
6 Allice Fajri Chynthia Sari SMPN 2 Kendal Jawa Tengah 532 PERUNGGU
7 Audric Kenny Tedja SMPN 4 Pekanbaru Riau 532 PERUNGGU
8 Riyan Iman Marsetyo SMPN 1 Gresik Jawa Timur 531 PERUNGGU
9 Andre Fahriz Perdana Harahap SMPN 1 Tebing Tinggi Sumatera Utara 531 PERUNGGU
10 Wicesa Nugraha SMPN 1 Tenggarong Kalimantan Timur 530 PERUNGGU
11 I Wayan Weda Wisnawa SMPN 1 Bangli Bali 530 PERUNGGU
12 Jessica Lius SMPK 6 Penabur DKI Jakarta 528 PERUNGGU
13 Anas Jatikusuma SMPN 1 Tuban Jawa Timur 528 PERUNGGU
14 Rendy Candra SMP Katholik Santo Petrus Kalimantan Barat 527 PERUNGGU
15 M. Irfan Fathoni SMP Satya Dharma Sundjaya Lampung 527 PERUNGGU
PEMENANG OLIMPIADE SAINS NASIONAL (OSN) IX TAHUN 2010 – SMP – FISIKA
No Nama Sekolah Provinsi Nilai Medali Ket.
1 Richard Akira Heru SMP PL Domonico Savio Jawa Tengah 371 EMAS Best
Exsp
dan
Best
Theory
2 Fransisca Susan Gozali SMP St. Ursula POS DKI Jakarta 325.5 EMAS
3 Faisal Puji Nugroho SMPN 68 Jakarta DKI Jakarta 315.5 EMAS
4 Clifford Ananda Surya SMPK 4 BPK Penabur DKI Jakarta 315.5 EMAS
5 Farraz Akbar SMP Pribadi Bandung Jawa Barat 304.5 EMAS
1 Raymond Christianto SMP Kalam Kudus Jawa Tengah 304 PERAK
2 Christian Anthony SMPK IPEKA Tomang DKI Jakarta 303.5 PERAK
3 Felix Utama SMPK 7 Penabur DKI Jakarta 303 PERAK
4 Andri Hardono SMP Xaverius 2 Bandar Lampung Lampung 289.5 PERAK
5 Josephine Monica SMPK 2 BPK Penabur DKI Jakarta 280 PERAK
6 Paulus Anthony Halim SMP PL Bintanglaut Jawa Tengah 275 PERAK
7 Nurul Muizah SMP Semesta Jawa Tengah 274 PERAK
8 Ivan William Harsono SMPK Penabur Gading Serpong Banten 271.5 PERAK
9 Lidya Pertiwi Suhandoko SMPN 1 Blitar Jawa Timur 270.5 PERAK
10 Michael Sebastian SMPK Petra 3 Surabaya Jawa Timur 265.5 PERAK
1 Rhesa Erick Tendean SMP Frater Don Bosco Sulawesi Utara 261 PERUNGGU
2 Imang Eko Saputro SMPN 1 Genteng Jawa Timur 260 PERUNGGU
3 Indra Kurniawan SMPN 1 Manyaran Jawa Tengah 258 PERUNGGU
4 Kristo Nugraha Lian SMPK 5 BPK Penabur DKI Jakarta 258 PERUNGGU
5 Moch Alif Rizaldi SMPN Sragen BBS Jawa Tengah 255 PERUNGGU
6 Wibie Christianto SMP Xaverius 1 Sumatera Selatan 255 PERUNGGU
7 Sunardi Widjaya SMPK Petra 5 Surabaya Jawa Timur 250 PERUNGGU
8 Dheo Arokhim Yusufi Cahyo SMPN 1 Tulungagung Jawa Timur 249 PERUNGGU
9 I Wayan Windu Sara SMPN 1 Gianyar Bali 249 PERUNGGU
10 Hutama Satria Wibawa SMP Darma Yudha Riau 249 PERUNGGU
11 Ima Ningtyas CP SMPN 1 Kudus Jawa Tengah 248 PERUNGGU
12 Dian Adi Prastowo SMPN 1 Magelang Jawa Tengah 246 PERUNGGU
13 M.Galang Merdeka SMP Al Azhar Palu Sulawesi Tengah 246 PERUNGGU
14 Luthfi Naufan Yamin SMP Islam Al Azhar Pusat DKI Jakarta 245 PERUNGGU
15 Coeditian Istani SMPK Santo Petrus Kalimantan Barat 244 PERUNGGU
PEMENANG OLIMPIADE SAINS NASIONAL (OSN) IX TAHUN 2010 – SMP – MATEMATIKA
No Nama Sekolah Provinsi Nilai Medali Ket.
1 Jonathan Mulyawan Woenardi SMPK IPEKA Sunter DKI Jakarta 63 EMAS
2 Cliff Alvino Wijaya SMP Karangturi Jawa Tengah 63 EMAS
3 Cynthia Clarissa Istanto SMP PL Bintang Laut Jawa Tengah 62 EMAS
4 Felix Setiawan SMPN 2 Jepara Jawa Tengah 56 EMAS
5 Muhammad Rais Fathin Midzakir SMPN 1 Bogor Jawa Barat 55 EMAS
1 Edwin Suyitno SMPK Kalam Kudus Jawa Tengah 54 PERAK
2 Kevin Christian Wibisono SMPK IPEKA Tomang DKI Jakarta 54 PERAK
3 Jonathan David SMPK 2 BPK Penabur Jakarta DKI Jakarta 51 PERAK
4 Gianina Dinda Pamungkas SMPN 21 Semarang Jawa Tengah 51 PERAK
5 Joseph Nayaka Clarence SMP Tiara Bangsa DKI Jakarta 50 PERAK
6 Herbet Ilham Tanujaya SMP Santa Laurensia Banten 49 PERAK
7 Reza Wahyu Kumara SMPN 1 Welahan Jawa Tengah 48 PERAK
8 Galih Pradipto Wisnujati SMPN 9 Yogyakarta DIY 47 PERAK
9 Ari Wibisana SMP Marsudirini Jawa Barat 45 PERAK
10 Muhammad Al-Kahfi SMPN 5 Padang Panjang Sumatera Barat 45 PERAK
1 Adzka Muhammad Mumtaz SMPN 1 Jember Jawa Timur 44 PERUNGGU
2 Darryl Chandra SMPK 4 BPK Penabur DKI Jakarta 44 PERUNGGU
3 Yosua Feri Wijaya SMPN 2 Semarang Jawa Tengah 43 PERUNGGU
4 Arif Setiawan SMPN 1 Lubuk Sikaping Sumatera Barat 42 PERUNGGU
5 Alan Darmasaputra Tanuwijaya SMPK Petra 5 Surabaya Jawa Timur 40 PERUNGGU
6 MHC Al Haque SMPN Sragen Bilingual Boarding School Jawa Tengah 40 PERUNGGU
7 Dhea Arokhman Yusufi Cahyo SMPN 1 Tulungagung Jawa Timur 40 PERUNGGU
8 Dian Bakti SMP Xaverius 1 Jambi Jambi 39 PERUNGGU
9 Tsesar Rizqi Pradana SMPN 1 Kediri Jawa Timur 39 PERUNGGU
10 Ridho Ardia Rahman SMPN 1 Genteng Jawa Timur 39 PERUNGGU
11 M. Adnan Reza. W SMPN 2 Jember Jawa Timur 38 PERUNGGU
12 GD. Bagus Bayu Pentium SMPN 1 Singaraja Bali 38 PERUNGGU
13 Arif Iswari SMPN 6 Bukittingi Sumatera Barat 37 PERUNGGU
14 Janet SMP Sutomo 1 Medan Sumatera Utara 36 PERUNGGU
15 Muhammad Wardiman SMPN 2 Bau Bau Sulawesi Tenggara 36 PERUNGGU
PEMENANG OLIMPIADE SAINS NASIONAL (OSN) IX TAHUN 2010 – SMP – IPS
No Nama Sekolah Provinsi Nilai Medali Ket.
1 Ichsan Afriansyah SMPN 99 Jakarta DKI Jakarta 157 EMAS
2 Annisa Erviena Haniev SMP Labshool Rawamangun DKI Jakarta 157 EMAS
3 Nadya Ahda SMP Al Azhar 15 Cilacap Jawa Tengah 156 EMAS
4 Thareq Akmal Hibatullah SMPN 1 Tangerang Banten 155 EMAS
5 Alifan Darul Ilma SMPN 2 Jombang Jawa Timur 154 EMAS
1 Anggi Novita Sari SMPN 2 Baturetno Jawa Tengah 153 PERAK
2 Nela Gustina Muliawati SMPN 1 Kebumen Jawa Tengah 147 PERAK
3 Ferin Chozalia SMPN 2 Bangkalan Jawa Timur 145 PERAK
4 Abdul Rasyid Nur Wahidin SMPN 2 Rembang Jawa Tengah 145 PERAK
5 Stephen Kevin Giovanni SMP Kristen Kalam Kudus Jawa Tengah 145 PERAK
6 Basanda Etavita SMPN 1 Wonosobo Jawa Tengah 144 PERAK
7 Ravel Alviando Yunior SMPN 2 Bandar Lampung Lampung 144 PERAK
8 Nadzir Rangga Luqmantoro SMPN 41 Jakarta DKI Jakarta 144 PERAK
9 M. Ridwan Deikrurrokhim SMPN 5 Yogyakarta DIY 144 PERAK
10 Muhammad Vidi Faisal SMP IT Raudhatul Jannah Banten 144 PERAK
1 Muhammad Zainul Anwar SMPN 1 Bangil Jawa Timur 143 PERUNGGU
2 Fauzal Meiliani SMPN 1 Gresik Jawa Timur 143 PERUNGGU
3 Aditya Pratama Putra SMPN 1 Mejayan Jawa Timur 143 PERUNGGU
4 Hanny Banowati Arimbi SMP YPVDP Kalimantan Timur 143 PERUNGGU
5 Fitria Jelita SMP Al-Kautsar Lampung 141 PERUNGGU
6 Ida Ayu Agung Asmani SMPN 3 Denpasar Bali 140 PERUNGGU
7 Intan Sari SMPN 7 Bukittinggi Sumatera Barat 140 PERUNGGU
8 Ignatius Sebastian SMP Regina Pacis Jawa Barat 140 PERUNGGU
9 Supriyadi SMPN 4 Sampit Kalimantan Tengah 139 PERUNGGU
10 Felicia Yulianti SMPN 5 Jakarta DKI Jakarta 139 PERUNGGU
11 Azizah Sastrawati Paneo SMPN 6 Gorontalo Gorontalo 139 PERUNGGU
12 Mita Safira Nurmaulia SMP IT Al-Bina Maluku Utara 139 PERUNGGU
13 Elim C. Limbong SMP YPPK St. Paulus Papua 139 PERUNGGU
14 Ucik Devi Mirnawati SMPN 1 Penawangan Jawa Tengah 138 PERUNGGU
15 Anna Farida SMPN 1 Sukorejo Jawa Tengah 138 PERUNGGU Selengkapnya...

:

KETIKA KU BERSUJUD

Di keheningan sepertiga malam
Gemerik air wudlu memecah sunyi
Menghapus kantuk melawan setan
Langkah tapak hampiri kamar sunyi

Hamparan sajadah panjang membentang
Seuntai tasbih ada di sisi
Selembar sarung membalut tubuh
Temani badan menjelang subuh

Kuangkat tangan ucapkan takbir
Hati tersentuh jantung berdesir
Tubuh bergerak ikuti syariat
Takbir, tasbih, tahmid, bergantian terucap

Tubuh bersujud rendahkan diri
Haturkan hati mendekat Ilahi
Mohon ampun dan bermohon diri
Haturkan diriku berserah diri

Titik-titik air mata membasahi pipi
Jadi kristal-kristal perwujudan hati
Mulut terkatub permohonan tak terucap
Yaa Alloh ..... yaaa Robbi ...............
Kabulkan do’a kami Selengkapnya...

PERSIAPAN UJIAN NASIONAL 2011

:

MEMPERCEPAT TERBITNYA ATURAN UJIAN NASIONAL
Tahun pelajaran 2010/2011 sudah berjalan satu catur wulan. Setengah tahun lagi anak-anak kelas 3 SMP/SMA akan menempuh ujian nasioal. Beberapa sekolah pun mulai mempersiapkan anak-anak kelas 3 SMP/SMA menghadapi hajatan nasional dunia pendidikan ini. Sementara yang lain baru sekedar memprogramkan dan menunggu terbitnya aturan baru ujian nasional 2011.
Berkaca tahun lalu, ketika bulan November 2009 aturan ujian nasional diedarkan dengan memajukan jadwal dan aturan yang lebih ketat, banyak pihak kelimpungan. Terutama guru dan siswa. Nilai kejujuran yang diusung akhirnya dijadikan alasasan utama mengapa banyak siswa tidak lulus. Ketidaksiapan itu juga menimbulkan ekses negatif lain. Mulai kecurangan, perjokian, pencurian naskah dll.
Seyogyanya kebijakan yang mengatur pelaksanaan ujian nasional segera diterbitkan. Sehingga siswa, guru, sekolah dan pihak-pihak yang berkompeten dengan pendidikan siap lebih dini. Agar nantinya tidak ada alasan lagi siswa tidak lulus karena kurang waktu belajar, tidak siap mental atau karena pengawasan yang ketat. Diharapkan aturan yang baru tidak terlalu memberatkan siswa. Baik waktu, materi, atau syarat kelulusannya. Kejujuran tetap menjadi nafas utama ujian nasional. Yang lebih penting anak-anak lulus dengan prestasi tinggi dan jujur. Selengkapnya...

:

STUDY BANDING SISWA TIDAK PERLU KE LUAR NEGERI
Study banding ke luar negeri semakin ngetrend. Tidak hanya pejabat tinggi, pimpinan daerah, atau wakil rakyat. Para siswa pun kini ikut-ikutan diprogramkan study banding ke luar negeri. Kegiatan yang rata-rata dilakukan sekolah berlabel SBI/RSBI. Dengan program sister school serta ingin melihat kemajuan pendidikan di negeri seberang, sekolah mengirim siswa ke luar negeri agar bisa mengadopsinya.

Biaya tidak lagi menjadi persoalan. Dengan dukungan sekolah, komite dan orang tuanya, anak-anak pun antusias mengikutinya. Tentu bukan faktor tujuan utamanya saja, mereka pun ingin mewujudkan impian melancong. Ikut-ikutan para pendahulunya.

Meski hal ini tidak salah, study banding pendidikan bagi siswa ke luar negeri tidak terlalu penting. Dengan perbandingan fasilitas dan budaya bangsa yang kadang seperti langit dan bumi, program study banding model ini malah sering membuat peserta semakin katrok. Tercengang dan lebih banyak herannya daripada keoptimisan kemampuan mengadopsi pendidikan plusnya. Lebih baik dana studi banding ini untuk membantu rekan-rekan mereka yang ingin menempuh pendidikan bermutu. Sekolah untuk berprestasi, bukan mengejar gengsi. Masih banyak sekolah di dalam negeri yang kualitasnya lebih baik dari sekolah di luar negeri. Selengkapnya...

Rabu, 08 September 2010

Selamat Hari Raya Idul Fitri 1431H

:

Selengkapnya...

Sabtu, 28 Agustus 2010

PENGGUNI TERAKHIR KELAS VIIF

:

Selengkapnya...

Selasa, 01 Juni 2010

DIARAHKAN KEMANA DUNIA PENDIDIKAN KITA

:


Masa Ujian siswa SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA/SMK Negeri Swasta Telah berakhir, Namun sepertinya kita telah kehilangan roh dalam Pembelajaran jika kita lihat lagi apa yang terjadi. Siswa-siswa Bangga terhadap prestasi yang semu yang didapatkan dari hasil yang direkayasa, mereka yang mengetahui lulus setelah melihat pengumuman serentak bersorak padahal hasil yang dicapai tidak murni dari hasil prestasi yang dimiliki karena saat pelaksanaa Ujian mereka hanya bermodal HP yang gunanya untuk menerima Jawaban dari Tutor/Joki/Guru Khusus. Keadaan tambah parah ketika pendaftaran kesekolah yang lebih tinggi harus menggunakan Raport kelas yang diharuskan memiliki rata-rata 75 maka terpaksa guru-guru hati-hati dalam menulis nilai siswa, terpaksa menulis nilai diatas 75 yang jelas-jelas tidak sesuai dengan kondisi prestasi siswa sebenarnya.
Kami para guru cenderung lebih suka nilai apa adanya dengan kelulusan tidak tergantung daru hasil DANUN / DANUAS untuk masuk ke pendidikan lebih tinggi harus melalui test masuk dan tidak diDOkrin harus siswa naik kelas agar guru bisa bekerja lebih Enjoi/kosentrasi mengajar tanpa intervensi Kepala Sekolah yang selama ini ada
(tulisan ini adalah curahan hati sejujur-jujurnya yang selama ini kami dalam bekerja dibayang-bayangi dosa atas rekayasa yang tidak benar) Selengkapnya...

Senin, 17 Mei 2010

JADILAH YANG TERBAIK

:

ANDAI KATA ANDA TIDAK MUNGKIN
MENJADI PUCUK CEMARA
DIPUNCAK BUKIT SANA
JADILAH SAJA PERDU DILEMBAH SANA
PERDU YANG TERBAIK DISISI BUKIT
JADIKANLAH BELUKAR SAJA BILA TIDAK JADI POHON Selengkapnya...

Sabtu, 15 Mei 2010

:

Ditulis oleh Urip.WP.Com di/pada 9 April 2010
Suatu ketika mendiknas M. Nuh di Kompas berkomentar, ujian nasional itu dijadikan salah satu syarat kelulusan karena pihak sekolah selama ini tidak berlaku jujur… Indikasinya selama Ebtanas, UAN, hingga UN banyak sekolah yang meloloskan siswanya 100%. Tidak logis memang, dengan kondisi guru, fasilitas belajar minim kok bisa lulus 100%. Sebagai alat jika selalu lulus 100%, maka ujian nasional itu ibarat saringan yg sudah rusak… tak bisa menyaring. Rusaknya saringan ini karena mental manusianya yg kurang dan semestinya bisa dibenahi.
Selengkapnya...

:

Pagi itu aku melihat siswaku yang bernama Udin sedang duduk sendiri merenung di depan kelas. Mukanya tampak kusut tak keruan, seperti menandakan ada yang mengganjal pikirannya.
Aku bergegas mendatangi Udin. Mungkin aku bisa menghibur supaya dia kembali ceria.
"Assalamu'alaikum Udin".
Udin yang tadi merenung menjadi terkejut mendengar ucapan salam dariku.
"Eh, bapak. Alaikumussalam Pa."

Selengkapnya...

:

(menghitung luas segitiga tanpa menggunakan tinggi)

Barusan saya menerima telepon dari Pak’de saya. Beliau bertanya bagaimana menghitung luas segitiga tanpa kita ketahui tingginya, yang kita ketahui hanya panjang ketiga sisinya. Sejauh apa yang ketahui, namanya menghitung luas segitiga pastilah memerlukan tinggi, yang saya ketahui luas segitiga=1/2×alas×tinggi. Setelah googling sebentar ternyata ada rumus menghitung luas segitiga tanpa menngunakan tinggi, hanya menggunakan ketiga panjang sisinya saja, rumus tersebut dinamakan rumus heron.
Selengkapnya...

;;

Template by:
Free Blog Templates